Reviews
User Scrore
Rate This
Descriptions:
Graha Nusantara TV (GNTV) “Lirik Sholawat Thibbil Qulub” – Sholawat Thibbil Qulub ini menjadi sarana atau wasilah memohon kesembuhan atau obat dari berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun rohani, serta memberi cahaya dan sinar bagi mata hati dan masih banyak lagi. Sholawat ini bisa dibaca ketika keadaan hati sedang tidak tenang baik resah maupun was-was.
Lirik Sholawat Tibbil Qulub | Sholawat Syifa
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا
Allahumma Sholli ‘ala sayyidinaa
مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا
Muhammadin thibbil qulubi wa dawa ihaa
وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا
Wa ‘afiyatil abdaani wa syifaa ihaa
وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا
Wa nuuril abshoori wa dhiyaa ihaa
وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم
Wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallim
Sumber Video : https://youtu.be/3XCmcEAfV5M
Penjelasan tentang Sholawat Thibbil Qulub
Makna dari Thibbil Qulub adalah obat (penyembuh hati). Sholawat Tibbil Qulub ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah SWT untuk diberikan kesehatan lahir dan batin.
Sholawat Thibbil Qulub merupakan bacaan yang percaya mencegah dari berbagai macam penyakit.
Ketika umat Islam membaca sholawat merupakan salah satu bentuk rasa rindu dan cinta kepada sang Baginda Nabi Muhammad SAW.
Bahkan dalam Al-Qur’an dijelaskan, bahwa membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. merupakan perintah Allah SWT dalam surat QS. Al-Ahzab: 56:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab: 56).
Dalam hadits HR. Muslim memberikan anjuran membaca sholawat:
“Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali,” (HR Muslim).
Keutamaan lain membaca sholawat adalah dapat menghapus dosa:
“Siapa saja yang membaca shalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan,” (HR An Nasa’i). (*)
